Sepi Menyelimuti Dunia Yang Resah


Kuhidup dimana, entahlah
Sepi menyelimuti dunia yang resah
Marah, kuingin meletup dan berkobar
Tapi ku tercekik, terdiam, sepi ..

Mendidih, membara, terbakar
Kurasa bebas, tapi terpenjara
Sepi menyelimuti dunia yang resah
Hembusan angin malam, sepoi-sepoi


Biarlah... hanya ini penyejukku
Mencari cahaya yang tak bertepi
Bersama mentari menyingkap pagi
Membelai, mendekap jiwa yang beku

Kuingin hidup, sampai kumati
Mencari apa yang patut dicari
Sampai saatnya nanti kumati
Biarkan, ku berjalan mencari hakiki

Sebuah pencarian diri yang tak bertepi.

Selengkapnya...

Sosok Sholeh Bersahaja

Satu Dua Tiga ...
Hahahahaha ....
Hihihihihi ....
Hehehehehe ....

Grrrr grrrr ....
Uahmmm uahmm ...
Hik hik hik ...
Hua hua hua ...

Sebentar lagi, sebentar lagi
Kita kan menghadapi bersama
Dengan seribu satu ekspresi
Semua mata memandangnya


Akankah semua ini indah?
Akankah semua ini bermakna?
Akankan semua ini menyegarkan?
Yang kutahu satu, hari ini aku harus makan.

Lalu apa .. apa yang kau berikan
Pada kami, rakyatmu yang kelaparan
Uap mulutmu yang kau obral pagi ini
Membuat otakku menjadi pusing

Saat ini kau rayu aku
Dia, kami, kita semua
Saat itu dimana saja kamu?
Kala duduk berkursi empuk, berkantor sejuk.

Kurindu sosok sholeh bersahaja
Bayangmu ada disaat kami nestapa
Yang bersama kami ikut bermimpi
Indonesiaku negeri yang bestari

Ditulis sebagai kritik sosial terhadap calon rakyat yang tidak merakyat di dalam Pemilu 2009.

Selengkapnya...






Titip Salam